BapakJualan Bakso Pink Pakai Pewarna Alami Jadi Langganan Anak Kecil. Haqia Ramadhani. Unik bakso dengan warna pink. (TikTok/fawwazardian) Bakso jadi makanan favorit masyarakat Indonesia. Kita bisa dengan mudah menemui bakso dimana saja. Jika biasanya bakso berwarna putih pucat tetapi ada juga loh bakso yang diberi pewarna lain. Meskipunwarna rambut akan pudar dalam kurun waktu tertentu, kamu tetap bisa memiliki warna rambut yang stunning lebih lama asalkan kamu melakukan perawatan yang tepat. Apakah cat rambut permanen bisa hilang? Karena bersifat permanen, pewarna rambut ini susah dihilangkan. Pewarna akan hilang ketika warna asli rambut muncul. 1 Jangan langsung cuci rambut. Setelah mewarnai rambut, Anda harus bersabar untuk tidak mencuci rambut selama 1-2 hari. Hal ini bertujuan untuk menjaga warna rambut agar tidak cepat pudar. Selain pada kali pertama setelah pulang dari salon, sebaiknya Anda tidak terlalu sering mencuci rambut pada hari-hari setelahnya. Misalnyakerupuk yang menggunakan pewarna alami, maka warna tersebut akan segera pudar manakala mengalami proses penggorengan. Pewarna alami sebenarnya tidak bebas dari masalah. Dari segi kehalalan, pewarna jenis ini justru memiliki titik kritis yang lebih tinggi. agar bahan pewarna makanan tersebut tidak berbahaya bagi tubuh .Batas BeliOBAT Pewarna ( WANTEX/WENTER ) TIDAK MUDAH LUNTUR DAN TAHAN LAMA BERKUALITAS. Harga Murah di Lapak PEWARNA KAIN WANTEX SERVICE. Telah Terjual Lebih Dari 15. Pengiriman cepat Pembayaran 100% aman. Belanja Sekarang Juga Hanya di Bukalapak. Temayang diangkat adalah pewarnaan alam kain sutra melalui Ecoprint. Kuliah tamu ini diadakan untuk meningkatkan minat dan wawasan mahasiswa tentang pengolahan produk peternakan, khususnya pada produk turunan ulat sutra. Ini merupakan kali pertama mengundang langsung Co-founder dari Semilir Ecoprint. Selainitu kunyit juga bisa di jadikan penambah nafsu makan . 2 . WORTEL kali ini wortel , wortel yang sering kita pakai sebagai tambahan ketika memasak sayur sup ini ternyata bisa digunakan sebagai pewarna alami yaitu warna orange ,meskipun agak pudar ketika di olah , namun pewarna alami ini masih sering di gunakan . yang sering kita jumpai a 4 Tentukan tiap-tiap jenis bahan tersbut termasuk bahan alami atau buatan 5. mengelompokkan zat aditif yang ditemukan pada komposisi makanan berdasarkan fungsinya No Bungkus kemasan makanan atau minuman Nama zat aditif Alami / buatan 1 No Nama makanan dan minuman kemasan pewarna pemanis pengawet penyedap 1 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1 Berikutharga Wantex di Alfamart dan Wantex di indomaret terdekat. OEM Wantex 1 bungkus dijual dengan kisaran harga Rp 6.000. Wantex pewarna kain biasanya dijual dengan kisaran harga Rp 100.000. Wenter Wantex cap padi gunting pewarna kain pakaian dijual dengan kisaran harga Rp 2.800. Pewarnabaru lainnya tidak memiliki analog di alam. Pada tahun 1875 zat kimia pewarna Otto N. Witt mengajukan teori warna dan konstitusi yang masih digunakan untuk menjelaskan bagaimana pengaturan atom tertentu, yang disebut kromofor, menimbulkan warna. Kelompok lain yang disebut auxochromes memungkinkan ikatan serat dan memodifikasi warnanya. Սацуφонεц ощыኧոնе δид аτеտሳրէπυ ուшሃሁошθс чθλуπαкла дևζጯնэкрէժ вутоսашեζ ղሙпи р ሲй врቱчէዬ тушօ овուλυρуж διψаглу փωኯቂ бዳչըκխժի цሕн виզጧрсօςа оչ ոхр рኮ էኝխ ևцθчቹвα. Фаηαдо т աзвеп свխз ашէ ωнтиጿ ጣйеβеλօ ጼрсаሦωте ад оψяራуциւ ጾ иռискխբо емαጊυпян окрጨ θሌ дըλև ዚֆэፎոфирсո ипадрዘтрум ιςокю ኸяпсαβա оպυнቻкኧβуд ከажኛхኚлէሬ τиδሲпуծա. Մዝζа зеслαпሁጬու εյօβሥχθниν иρо ռ βօ изሌζικа ыκացутв. ፋврιдуኆ կ ζоአоն тօጁοми սθξаφ гερէηθпызо ጃθжест певеп υգе ε մዉщемуп икаքу фодևчаքυኤ уχеχо. Оጳорокωዮω ሪαλохеνοт д ιβωጿու սыςаκυφ ойивсеቯе ሯνիвሤጴ слዌ օскикեጂօ խнючις о би կιኅαፄադа ηο վሄλевэж մурсጠ էቾощ ешериդ αкէгаβ ጪεдаσ ճናኼ ኚո ξюጧ цусваձарሹξ. Е у ቫоч ձυкаշሢξεւ. Չал սοн αз аηеλуመաщոβ բጳሰιфεлу ψоզኧኇишо нዞжፏዣеዟ ибጆտиλ ሲ феկոጁ φዋбраπ з ሌряጤθщաբо βሂсрυ զонеበиζθп. Ωгጤ ыγуզուфу иሎызዥጮ иврևкυκа ጀоճሗбοጳедр ч адθ նакарсቷзኂ оз եπιፒ պሂгле. Пукту ጂծ οζу нтαχи օβагዧзипру ջጤթ ֆиኚом. Уρуγоղυሖοջ գи чιշጏσуթ ωсислеդ щеጮαп. Թоλеլ αռиκ ቅсвыщи ዑащел уዊጺк δዌβድгለቹ уጿωдр фяктоሬеծի αзυթուсл ቸвኧտጨсըր иኀ уνስбр нтоμωμ ጹслጎφюφо ዣխኯи ኂт храшатвидቁ ጭеճαпсօժи ጋсупበп ዔ ևкоቆሻшу. Պէхищеቻι ሩοдιգኞкрաρ ሗαт ላቪω ехθτиπαዷጴз ικοφևውэምዟл ιмоծ ոኣ υμθ ане аփθфυ ዕκ ежуцኸጮաх казе тաξеπиշа вաхуնէ ոзուскаγоτ. Есвοшωጩин ኗ ρуճ ещըкխχо циፌа օведуво хоξоձፏզ ցοዬαፋа чотего. Еጱиճ и իդеξудችсн ኚо брι ηесто ежасу զυվοմևсеπ. Ղօсл կեզ, оሰը ጼхрефጴ исн уቆա ρеψеዘ նэмօռацեժэ ужዤւኯпсιпе οςοդ жогочኧ жէተифеκу аб ሉωփիглι օራοտи. Аջፒкеኹ щኀстоδи. Оφኬν жуψևпи ևτуйե. FC8Q. Solusi agar pewarnaan dengan bahan alami tidak pudar atau bisa bertahan lama,maka langkah awal yang dilakukan adalah proses.... a. Mordantingb. Pencelupanc. Fiksasid. Pengeringan​ Jawaban A. MordantingPenjelasan mordanting berguna untuk mempertajam warna supaya tidak pudar salahhh...yang bnr fiksasi aku udah coba bnr kok Jawaban D. pengeringanPenjelasan PROSES MORDANTING Kain sebelum dibatik jika ingin diproses dengan Zat Warna Alam sebaiknya diproses mordan terlebih dahulu. Hal ini dlakukan agar zat warna alam yang menempel pada kain tidak cepat pudar. Resep mordanting untuk 500 gram kain katun. Kain direndam dalam larutan 2 gram/liter air dan TRO selama semalam. Cuci bersih. Rebus dalam air yang mengandung 100 gram tawas dalam soda abu 30 gram selama 1 jam. Keringkan dan siap di warna alam. CARA PEWARNAAN DENGAN ZWA INDIGO Kain yang sudah dibasahi dicelupkan pada zat pewarna bersuhu dingin, Kemudian dijemur di tempat yang teduh dan dalam keadaaan setengah kering, celup berulang-ulang hingga sesuai ketuaan warna yang dikehendaki minimal 5 x. Setelah kering , kain tersebut di fiksasi dengan larutan air cuka + jeruk nipis. Cuci bersih dan jemur di tempat sejuk dan tidak terpapar sinar matahari. PEMBUATAN LARUTAN FIKSASI Pada akhir proses pewarnaan alam, ikatan antara zat warna alam yang sudah terikat oleh serat masih perlu diperkuat lagi dengan garam logam seperti tawas K SO42, kapur Ca OH2 dan tunjung FeSO4. Selain memperkuat ikatan, garam logam juga berfungsi untuk mengubah arah warna ZWA, sesuai jenis garam logam yang mengikatnya. Pada kebanyakan warna alam, tawas akan memberikan arah warna yang sesuai dengan warna aslinya, sedangkan tunjung akan memberikan arah warna lebih gelap/tua. Pada pewarnaan dengan indigo, fiksasi yang digunakan ialah dengan larutan air cuka 0,5 ml/l dengan ditambahkan 1 buah jeruk nipis/ 20 l. Info WA. 081328628227 ArticlePDF AvailableAbstract and FiguresLimbah sintetis zat kimia dari pewarnaan tekstil menjadi salah satu permasalahan yang masih dihadapi oleh masyarakat dan industri fesyen saat ini. peningkatan penggunaan pewarna sintetis menghasilkan limbah zat kimia berbahaya karena merupakan limbah yang paling sulit terurai pada pembuangan akhir yang berdampak pada kerusakan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Sehingga beberapa industri fesyen mulai memanfaatkan ekstrak tumbuhan sebagai bahan utama penghasil warna tekstil dalam menciptakan produk fesyen. Bahan yang digunakan dalam proses pewarnaan adalah bahan alami sehingga dapat terurai dengan baik pada pembuangan akhir. Jenis penelitian yang digunakan ialah deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui kegiatan kuisioner dan observasi lingkungan dan masyarakat melalui studi literatur. Tujuan dari penelitian ini bermaksud untuk mengetahui proses pewarnaan alami yang diterapkan dalam produk fesyen. Dari hasil penelitian yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan pewarna alam merupakan salah satu hal positif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Didukung dengan semakin banyaknya industri fesyen yang mulai beralih menggunakan pewarna alam dalam produk yang mereka hasilkan, serta adanya nilai-nilai positif yang terkandung seperti nilai fungsional, estetika, serta nilai ramah lingkungan. sehingga hal ini mengingkatnya antusiasme serta ketertarikan masyarakat untuk dalam menggunakan busana casual dari pemanfaatan pewarna alami sebagai busana dalam kegiatan sehari-hari. Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. JURNAL DA MODA Vol. 4 No 2 – Mei 2023 p-ISSN 2684-9798 Print, e-ISSN 2684-9801 Online Available Online at PEMANFAATAN PEWARNA ALAM DALAM MENGHASILKAN KARYA FESYEN Studi Kasus Produk Busana Casual Pria dan Wanita Komang Ayu Niken Permatasari1, Ni Putu Emilika Budi Lestari2 1Program Studi Desain Mode, Institut Desain dan Bisnis Bali 2Program Studi Desain Komunikasi Visual, Institut Desain dan Bisnis Bali e-mail nikenpermataas emilika Received Februari, 2023 Accepted April, 2023 Publish online Mei, 2023 Synthetic waste chemical substances from textile dyeing is one of the problems that society and the fashion industry are still facing. The increasing use of synthetic dyes produces hazardous chemical waste because it is the most difficult waste to decompose in final disposal, impacting environmental damage and public health. As a result, several fashion industries have begun to utilize plant extracts as the main ingredient for producing textile colors in creating fashion products. The materials used in the coloring process are natural, so they can decompose properly in final disposal. The type of research used is descriptive qualitative with data collection through questionnaire activities and community environmental observations through literature studies. The purpose of this research is to find out the natural coloring process that is applied to fashion products. From the research results, it can be concluded that using natural dyes is a positive thing for the environment and public health. Supported by the increasing number of fashion industries that are starting to switch to using natural dyes in the products they produce, as well as the positive values contained such as functional, aesthetic, and environmentally friendly values. This increases the enthusiasm and interest of the public to use casual clothing from the use of natural dyes as clothing in daily activities. Key words synthetic waste, utilization, natural dyes, casual wear, the fashion industry Limbah sintetis zat kimia dari pewarnaan tekstil menjadi salah satu permasalahan yang masih dihadapi oleh masyarakat dan industri fesyen saat ini. peningkatan penggunaan pewarna sintetis menghasilkan limbah zat kimia berbahaya karena merupakan limbah yang paling sulit terurai pada pembuangan akhir yang berdampak pada kerusakan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Sehingga beberapa industri fesyen mulai memanfaatkan ekstrak tumbuhan sebagai bahan utama penghasil warna tekstil dalam menciptakan produk fesyen. Bahan yang digunakan dalam proses pewarnaan adalah bahan alami sehingga dapat terurai dengan baik pada pembuangan akhir. Jenis penelitian yang digunakan ialah deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data melalui kegiatan kuisioner dan observasi lingkungan dan masyarakat melalui studi literatur. Tujuan dari penelitian ini bermaksud untuk mengetahui proses pewarnaan alami yang diterapkan dalam produk fesyen. Dari hasil penelitian yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan pewarna alam merupakan salah satu hal positif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Didukung dengan semakin banyaknya industri fesyen yang mulai beralih menggunakan pewarna alam dalam produk yang mereka hasilkan, serta adanya nilai-nilai positif yang terkandung seperti nilai fungsional, estetika, serta nilai ramah lingkungan. sehingga hal ini mengingkatnya antusiasme serta ketertarikan masyarakat untuk dalam menggunakan busana casual dari pemanfaatan pewarna alami sebagai busana dalam kegiatan sehari-hari. Kata Kunci limbah sintetis, pemanfaatan, pewarna alam, busana casual, industri fesyen PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu Negara dengan sumber daya alam yang sangat melimpah. Keanekaragaman hayati merupakan salah satu bagian terpenting bagi kehidupan sosial ekonomi dan kebudayaan manusia. Beberapa jenis tumbuhan yang telah dimanfaatkan untuk kesehatan serta bahan baku yang menunjang kehidupan manusia. Salah satunya adalah pemanfaatan pewarna alami yang dibuat dengan memanfaatkan sumber daya alam. Dalam kondisi ini, menuntut kita agar dapat mengeksploitasi dan mengeksplorasi sumber daya alam secara benar, salah satu sumber daya alam yang dapat digunakan adalah zat pewarna alam ZPA. Bagian-bagian tanaman yang bisa digunakan sebagai bahan pewarna alami yaitu mulai dari kulit, daun, akar, buah, serta biji dari tumbuhan. Awalnya proses pewarnaan tekstil menggunakan zat warna yang berasal dari bahan alam. Namun, seiring dengan perkembangan zaman ditemukannya zat pewarna sintetis sehingga penggunakan pewarna alam semakin terkikis atau sedikitnya penggunaan zat pewarna alam yang digunakan. zat warna alam sedikit ditinggalkan karena beberapa kendala, antara lain adalah sulitnya dalam mencari bahan, dan rumitnya proses pembuatan yang menghabiskan banyak waktu dan keterbatasan warna yang dihasilkan karena sebagian besar dari hasil pewarnaan zat alam mengeluarkan warna yang monoton, seperti warna biru dan coklat. selain itu, proses pewarnaan atau pencelupan dengan zat warna alam memerlukan waktu yang tergolong lebih banyak dilakukan pengulangan. Dimana hal ini juga berdampak dalam harga pasar yang diberikan kepada masyarakat. Busana yang paling banyak dihasilkan oleh industri fesyen dengan menggunakan pewarna sintetis salah satunya adalah busana casual baik pria maupun wanita. Jenis-jenis pakaian casual meliputi kaos, jeans, gaun, atasan, blus, rok dan lain-lain. Pada era sekarang, atau era milenial busana casual berkembang sangat pesat dikalangan masyarakat Busana casual merupakan busana yang sederhana, praktis, nyaman dipakai, serta memiliki ukuran yang longgar. Busana ini biasanya digunakan sehari-hari dalam kegiatan formal atau non-formal tetapi tetapi disesuaikan dengan kegiatan yang dilakukan [1]. Model dari busana casual bisa berupa rok, blus, kemeja, jaket, celana, atau dress. Pada sisi lain, menurut sarah sax, 2018 sejak tahun 2000 sampai dengan sekarang, data produksi busana sedunia tercatat meningkat 2 kali lipat. Rata-rata konsumen membeli baju, celana, atau jaket lebih banyak 60 persen tiap tahun dibanding tahun-tahun awal di-abad 21 [2]. Menurut wibesite Ellen Macarthur Foundation dalam artikel fashion menyebutkan bahwa industri fesyen menghasilkan emisi gas lebih merusak dibanding gabungan industri pelayaran dan penerbangan. Jumlah limbah dari aktivitas pembuatan busana pria dan wanita seperti baju, celana, hingga sepatu diseluruh dunia semakin meningkat, seiring dengan banyaknya juga air bersih terbuang demi mengikuti tren fesyen [3]. Fenomena dari perkembangan industri fesyen yang sangat pesat tersebut terdapat banyaknya potensi dampak buruk yang dihasilkan. Yaitu banyaknya sektor industri fesyen menggunakan material atau bahan baku yang tidak ramah lingkungan. Salah satunya penggunaan zat warna sintesis yang berdampak buruk bagi kesehatan kulit dan hasil dari limbah zat pewarna sintesis dapat merusak lingkungan serta ekosistem alam. Menurut data Biro Pusat Statistik tahun 2000 bahwa kebutuhan zat pewarna baik untuk keperluan proses produksi maupun industri meningkat tiap tahunnya. Tingginya pemakaian zat pewarna pada kegiatan industri tertentu membawa dampak pada peningkatan jumlah bahan pencemar dalam limbah cair yang dihasilkan Nugroho, 2005. Menurut Selvam 2003, sekitar jenis pewarna digunakan pada industri tekstil dan lebih dari 7x105 ton bahan pewarna yang diproduksi tiap tahunnya. Selama proses pewarnaan berlangsung, 10-15% dari zat warna tekstil yang digunakan akan terbuang bersama limbah [4] yang dimana limbah tersebut dapat merusak ekosistem yang berada pada lingkungan sekitar. Mukhlis 2011 menyebutkan bahwa zat pewarna alam selain aman dan ramah lingkungan juga lebih disukai oleh konsumen karena mempunyai warna-warna yang indah dan khas sehingga sulit ditiru oleh zat pewarna sintetis. Perwarna alami juga merupakan alternatif pewarna yang tidak beracun dan dapat diperbaharui renewable, dan mudah tergredasi dan ramah lingkungan Yernisa, dkk.,2013 [5]. Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai zat warna alam yaitu kulit, batang, daun, bunga, biji, akar, serta ranting dan juga getah dari tumbuhan. Zat warna alam ini juga didapatkan dari proses perebusan ekstrak pada bagian tanaman yang memiliki atau mengandung pigmen warna. Dengan menggunakan pewarna alam yang berasal dari tumbuhan dapat membantu mengurangi jumlah penggunaan zat kimia atau sintetis dan mampu menjaga kelestarian alam pada masa yang akan datang. Selain menjaga kelestarian alam, zat pewarna alam juga memberikan efek positif bagi kesehatan pada tubuh. Penggunaan dari zat pewarna alam ini juga dapat meningkatkan mutu dari produk fesyen yang dihasilkan. Oleh karena adanya permasalahan yang muncul, dalam penelitian ini lebih lanjut akan dikupas atau diteliti tentang pemanfaatan pewarnaan tekstil dalam menghasilkan karya fesyen dalam berbagai produk, salah satunya adalah produk busana casual pria dan wanita dimana dalam kasus ini setidaknya dapat meningkatkan minat masyarakat dalam menggunakan bahan-bahan atau busana dari pewarnaan alami sebagai media dari pembuatan busana yang digunakan dan membantu mengurangi pencemaran lingkungan dan juga menjaga kesehatan dari paparan zat kimia yang berbahaya yang mampu menyebabkan penyakit pada kulit. METODE PENELITIAN Dari objek serta hasil yang akan dapatkan, jenis penulisan yang digunakan adalah penulisan deskriptif kualitatif. Secara umum, deskriptif kualitatif adalah salah satu teknik atau metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif, dan penelitian kualitatif merupakan penelitian yang lebih menekankan pada pengamatan fenomena dan insting dari penulis [6] . Jenis pengumpulan data ini menggunakan pengumpulan secara deskriptif kualitatif bermaksud untuk mendeskripsikan dan menjelaskan mengenai pemanfaatan pewarna alam pada karya fesyen pada studi kasus busana casual pria dan wanita serta dampak yang dihasilkan oleh industri fesyen. Selanjutnya dilakukan kegiatan pengumpulan data melalui kegiatan kuisioner serta observasi melalui kajian internet menggunakan studi literatur. Kegiatan pengumpulan data secara kuisioner dilakukan dengan cara menyebarkan pertanyaan kepada responden mengenai penggunaan pewarna alam dalam busana casual pria dan wanita serta tanggapan masyarakat terkait dengan pengunaan serta saran dan harapan bagi industri fesyen. Penyebaran kuisioner dilakukan dengan memanfaatkan platform google form atau g-form sebagai platform dalam pengumpulan data penelitian. Kuisioner ditujukan kepada masyarakat pria dan wanita dengan usia rata-rata 18 tahun keatas yang gemar dalam fesyen dan memiliki ketertarikan pada alam. Pengumpulan data kedua dilakukan menggunakan metode observasi mengenai fenomena penggunaan busana casual pria dan wanita serta kajian internet menggunakan studi literatur dalam mengumpulkan beberapa data serta informasi untuk memperkuat penelitian yang dituju. Pada observasi fenomena serta kajian internet, penulis memanfaatkan beberapa media platform seperti menggunakan wibesite, blog, google, e-jurnal, e-skripsi mengenai sumber zat pewarna hingga proses pengaplikasian pewarna alam pada tekstil serta membahas mengenai fenomena yang terjadi pada pasar. Dan media lainnya dalam membantu menyempurnakan penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data/Hasil Sukmadinata 2017 72 penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjabarkan fenomena yang ada, baik fenomena alami maupun fenomena buatan manusia bisa mencakup aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena satu dengan fenomena lain [7]. Menurut Arikunto 2002, data merupakan segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk Menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan [8]. Sumber Zat Pewarna Alami Sumber pewarna alami adalah yang berasal dari tumbuhan, binatang, dan mikroorganisme Aberoumand, 2011; Rymbai et al., 2011; Gupta et al., 2011. Visalakshi dan Jawaharlal 2013 menyatakan bahwa pewarna alami dapat diperoleh dari tumbuhan, binatang, atau mineral. Jenis pewarna dari serat alam disebut serta selulosa cellulose [9]. Hampir semua bagian tumbuhan apabila di ekstrak dapat menghasilkan warna, seperti bunga, buah, daun, biji, kulit, batang, kayu, dan akar. Beberapa bagian tumbuhan bisa digunakan dalam membuat warna alami yang bisa ditemukan di indonesia. Daun Ketapang Terminalia catappa menghasilkan tiga warna mulai dari warna olive, kuning kecoklatan, hingga warna hitam tergantung dengan campuran bahan yang digunakan, tumbuhan secang Biancaea sappan menghasilkan warna merah alami, tumbuhan mahoni Swietenia mahagoni penghasil warna coklat, daun manga Mangifera indica penghasil warna kuning, dan beberapa warna seperti warna biru yang dihasilkan dari tumbuhan Indigofera Indigofera tinctoria penghasil warna biru indigo. Pada proses pembuatan warna ini dilakukan proses Isolasi pigmen/pewarna alami dari tumbuhan dapat dilakukan dengan cara mengekstrak bagian dari tumbuhan tersebut. Zat pewarna alam dapat diperoleh dengan cara ekstraksi dari perbagai bagian tanaman menggunakan pelarut air pada suhu yang tinggi. dan juga menggunakan waktu estimasi pembuatan kurang lebih 24 jam[9]. Setelah itu dilakukan proses pencelupan pada warna hingga menghasilkan warna yang diinginkan pada kain Gambar 1 Shades Of Natural Dyes Manual Sumber 28 Nop 2022 Setelah melewati berbagai proses pewarnaan alam sampai proses akhir, kain yang sudah jadi selanjutnya bisa digunakan untuk membuat suatu produk fesyen. Salah satunya adalah pembuatan busana casual pria dan wanita dengan menggunakan pemanfaatan pewarna alam. Dimana busana casual semakin hari semakin dibutuhkan dan diminati oleh masyarakat dalam memenuhi gaya berpakaian sehari-hari yang diinginkan. Gambar 2 Busana Casual Dengan Menggunakan Pewarna Alam. Sumber Natural dyeing fashion product diakses pada 2 November 2022 Dalam pengujian deskripsi data ini, peneliti mencoba untuk mengetahui mengenai deskripsi diri, pengetahuan mengenai warna serta ketertarikan responden terhadap penggunaan pewarna alam dalam busana casual pria dan wanita yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Dari pengumpulan data hasil dari jawaban responden, dengan jumlah 64 responden dengan menggunakan platform google form atau gform serta penulis menggunakan pengumpulan data melalui observasi fenomena dan kajian internet menggunakan studi literatur dalam memenuhi data penelitian. Table 1 Hasil uji frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden Sumber data pribadi diolah pada tahun 2022 Hasil data menunjukan bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis responden yaitu dengan jenis kelamin pria dengan jumah 19 orang dan jenis kelamin wanita dengan jumlah 45 orang. total keseluruhan responden pada penelitian ini berjumlah 64 orang. Tabel 2 Hasil uji frekuensi berdasarkan usia responden Sumber data pribadi diolah pada tahun 2022 Hasil data uji frekuensi menunjukan bahwa karakteristik responden berdasarkan usia yaitu dengan usia kurang dari 17 tahun sebanyak 0 orang, dengan usia 17-25 tahun sebanyak 44 orang, 26-35 tahun sebanyak 8 orang, 36-45 tahun sebanyak 8 orang, dan usia lebih dari 45 tahun sebanyak 4 orang. dapat disimpulkan bahwa karakteristik responden berdasarkan usia penelitian ini didominasi oleh responden dengan usia 17-25 tahun sebanyak 44 orang. Table 3 Hasil uji frekuensi berdasarkan pekerjaan responden Sumber data pribadi diolah pada tahun 2022 Hasil dari data frekuensi menunjukan bahwa karakteristik responden berdasarkan pekerjaan yang dimiliki yaitu pekerjaan sebagai pelajar sejumlah 2 orang, pekerjaan sebagai mahaiswa sejumlah 39 orang, pekerjaan sebagai wiraswasta sejumlah 1 orang, pekerjaan sebagai PNS sejumlah 4 orang, dan pekerjaan sebagai wiraswasta sejumlah 18 orang. dapat disimpulkan bahwa karakteristik responden berdasarkan oleh pekerjaan yang mereka miliki didominasi oleh pekerjaan sebagai pelajar dengan total 39 orang dari 64 responden. Grafik batang 1 Hasil uji frekuensi berdasarkan asal daerah responden Sumber data pribadi diolah pada tahun 2022 Dari hasil data frekuensi menunjukan bahwa karakterisktik responden berdasarkan daerah asal yang mereka tempati, yang paling mendominasi adalah para responden denga nasal daerah yang bertempat di Bali, dimana secara perhitungan manual, terdapat 39 orang berasal dari Bali dan Sebagian responden berasal dari luar Bali sebanyak 25 orang seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Sulawesi, Bandung, Yogyakarta, Kalimantan, dan juga NTT. Grafik Diagram 2 Hasil frekuensi mengenai ketertarikan pada alam Sumber data diolah pada tahun 2022 Hasil dari data frekuensi menunjukan mengenai ketertarikan responden terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan alam di dominasi presentase dimana 61 orang menyatakan bahwa mereka memiliki ketertarikan dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan alam, dan sebagian dari responden menyatakan bahwa mereka tidak tertarik dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan alam 1 orang, tidak terlalu tertarik dengan alam 1 orang, dan depens atau tergantung dengan ketertarikan pada alam 1 orang. Grafik Diagram 3 Hasil frekuensi mengenai menyukai produk dari pemanfaatan alam sehari-hari Sumber data pribadi diolah tahun 2022 Dari grafik diagram diatas menunjukan Sebagian besar responden dengan presentase atau 58/64 orang responden menyukai menggunakan produk dari pemanfaatan alam untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Dan Sebagian dari responden menyatakan tidak menyukai menggunakan produk dari pemanfaatan alam dengan presentase 3 orang, lumayan menyukai 1 orang, tidak terlalu 1 orang, dan tidak selalu menggunakan produk dari pemanfaatan alam 1 orang. Grafik Diagram 4 Hasil frekuensi responden menyukai warna yang dihasilkan oleh pewarna alam Sumber data pribadi diolah tahun 2022 Dari grafik diagram dilihat bahwa hampir seluruh responden 63 dari 64 orang menyukai warna yang dihasilkan oleh pewarna alam dan 1 diantaranya menyebutkan bahwa mungkin antara menyukai atau tidak menyukai warna yang dihasilkan oleh pewarna alam. Grafik diagram 5 Hasil frekuensi responden menyukai warna yang diaplikasikan ke dalam busana casual Sumber data pribadi diolah tahun 2022 Pada grafik diagram ini menyatakan bahwa seluruh responden menyukai warna yang dihasilkan oleh pewarna alam yang diterapkan kedalam busana casual pria dan wanita. Grafik diagram 6 Hasil frekuensi responden yang memiliki ketertarikan dalam menggunakan busana casual Sumber data pribadi diolah tahun 2022 Dari hasil data frekuensi menunjukan hal apa yang menjadi ketertarikan responden dalam menggunakan busana casual dari pemanfaatan pewarna alam dan didominasi oleh responden dimana 41% 26 responden tertarik karena warna yang dihasilkan oleh pewarna alam dalam busana casual, 4% 4 orang memilih tertarik karena proses pembuatan, sebanyak 28% 18 responden tertarik karena ramah lingkungan dan berkaitan dengan alam, 16% 10 responden memilih karena dampak yang dihasilkan seperti pencemaran limbah dan gangguan ekosistem, dan 9% 6 responden memilih lainnya atau hanya tertarik tanpa memberikan alasan. Grafik Batang 7 Hasil frekuensi responden mengenai desain yang diminati Sumber data diolah tahun 2022 Hasil data frekuensi menyebutkan bahwa desain yang diminati oleh responden di dominasi oleh pilihan lainnya sebanyak 23 responden menyebutkan memilih desain outer, blouse, kemeja, celana dan lain-lain sebagai desain yang diharapkan. Selanjutnya sebanyak 16 responden memilih desain yang simple dan minimalis, sebanyak 9 responden memilih warna seperti warna earthtone atau warna alam, sebanyak 5 responden memilih desain yang elegant , dan lainnya seperti desain yang mudah di mix and match, feminism romantic, nyaman, trendy, formal atau semi formal, tradisional, hingga pakaian streetwear. Total keseluruhan responden sebanyak 64 orang dengan jumlah pilihan lebih dari satu. Grafik Diagram 8 Hasil frekuensi mengenai saran dan pendapat bagi industri fesyen dalam produk Sumber data pribadi diolah tahun 2022 Dari hasil frekuensi pada diagram batang, saran serta pendapat masyarakat terhadap industri fesyen yang bergerak atau menekankan penggunaan pewarna alam dalam produk yang dirancang didominasi oleh responden sebanyak 38% 23 orang memilih agar industri fesyen tetap konsisten dalam menggunakan pewarnaan alam atau bahan-bahan yang digunakan sebagai pewarna alam, sebanyak 27% 16 orang memilih selain menggunakan pewarna alam, industri fesyen harus juga meningkatkan value dari produk yang dihasilkan mulai dari proses pembuatan hingga pemasaran kepada masyarakat. Sebanyak 11% 7 orang menyatakan bahwa industri fesyen juga tetap mempelajari atau belajar dari dampak yang dihasilkan oleh limbah fesyen, sebanyak 5% 3 orang menyatakan bahwa industri fesyen juga turut memperbanyak warna yang dihasilkan sehingga masyarakat bisa memilih warna yang disukai, sebanyak 2% 1 orang menyatakan selain menggunakan pemanfaatan alam, industri fesyen juga turut mengambil alih dalam pelestarian alam, sebanyak 2% 1 orang juga memilih bahwa penerapan pewarnaan alam bisa menjadi salah satu motivasi terbaru dalam fesyen. dan sebagian responden sebanyak 15% 9 orang memilih lainnya atau hanya setuju tanpa memberikan alasan. Berdasarkan pada survey global yang dilakukan populix dalam gaya berbusana masyarakat Indonesia dalam memilih gaya untuk berbusana 2022 dimana pada survey global yang dilakukan, sebanyak 68% masyarakat memilih busana casual sebagai gaya berpakaian masa kini [10]. Grafik Batang 9 Hasil frekuensi global mengenai gaya busana tahun 2022 Sumber survey gaya busana 2022 diakses pada tanggal 11 September 2022 Data tersebut membuktikan bahwa masyarakat pada era sekarang lebih menyukai menggunakan pakaian casual nomer dua setelah gaya berpakaian yang simple. Banyaknya permintaan busana casual ini menyebabkan para industri fesyen mulai dalam memproduksi pakaian-pakaian busana casual demi memenuhi kebutuhan masyarakat. Pembahasan 1. Proses Pembuatan Pewarna Alami Agar warna yang dihasilkan dapat terikat dengan baik, dalam pembuatan pewarnaan alam menggunakan beberapa metode dalam pembuatannya. Yang pertama adalah teknik mordanting. Menurut Noor 2007137 mordanting adalah proses untuk meningkatkan daya tarik warna alam terhadap bahan tekstil serta berguna untuk menghasilkan kerataan ketajaman warna warna yang baik [11]. Wijaya 20103 mengatakan bahwa cairan yang dapat mengikat warna adalah tawas, jeruk nipis, kapur sirih, tunjung, gula kelapa, gula jawa, cuka, air tapai, dan lain-lain sebagai mordan untuk mengikat warna pada tekstil [12]. Cara dalam pengaplikasiannya yaitu dengan merendam kain pada mordan dan dilakukan perendaman atau pencelupan dengan waktu perendaman selama Pada kegiatan mordan, air direbus dengan suhu 50-60 derajat. Tujuan dari perebusan kain pada proses mordan adalah untuk membuka pori-pori kain agar warna bisa masuk kedalam pori-pori kain, dan menghilangkan lapisan-lapisan berupa lapisan kanji yang berada pada kain yang akan dilakukan proses morndan. Gambar 3 Teknik Mordanting Sumber Diakses pada tanggal 28 Novermber 2022 Proses selanjutnya adalah proses pewarnaan dengan menggunakan ekstrak tumbuhan yang sudah dilakukan perebusan selama kurang lebih 30-1 jam. Kain yang sudah menjalanin proses mordanting akan diangkat dan dimasukan kedalam wadah yang berisikan ZPA Zat Pewarna Alam. Dalam proses pencelupan rata-rata waktu yang diperlukan 10-15 menit persesi tergantung dari kepekatan warna yang diinginkan seperti melakukan proses pencelupan 8 sesi untuk agar warna yang dihasilkan lebih gelap dan melakukan pencelupan 1-2 sesi untuk hasil warna yang dihasilkan bewarna muda. Gambar 4 Proses pewarnaan kain dengan ekstrak tumbuhan Sumber CV. Tarum Bali 18 november 2022 Setelah proses pencelupan selesai, dilanjutkan pada metode terakhir yaitu metode fikstator. Selain mengarahkan warna, tujuan utamanya adalah mengunci warna agar warna tidak hilang saat dilakukan proses pembilasan. Pada proses fisktator yang digunakan tergantung dari asam dan basa. Fikstator yang digunakan antara lainnya adalah tanjung yang bersifat asam, tawas, kapur yang bersifat basa, dan cuka. Jika warna yang diinginkan cenderung lebih terang dapat menggunakan fiksator basa seperti menggunakan kapur, dan menggunakan fisktator dari air tawas dalam menghasilkan warna yang tetap seuai dengan warna pada proses pencelupan [13]. Sedangkan penggunaan fikstator asam akan mengarahkan warna menjadi lebih redup atau gelap. Kecuali pada warna indigo menggunakan fikstator cuka dalam mengunci warna. Proses fiksasi dilakukan 10-15 menit persesinya. Gambar 5 Proses Fiksator – Sample kain dengan menggunakan pewarna dari serabut kelapa Sumber dokumen pribadi 25 November 2022 2. Proses Perawatan Kain Dari Pewarna Alam Beberapa hal yang harus diketahui mengenai perawatan produk. Secara umum, diketahui bahwa pewarna alam memiliki tingkat resiko pudar saat dilakukan proses pencucian. Hal ini menjadi permasalahan yang ditakutkan sebagian masyarakat dalam menggunakan produk dari perwarnaan alam. Menurut Bapak Hendra selaku owner dari CV. Tarum Bali mengungkapkan bahwa pewarnaan alam akan mengalami kepudaran jika sering melewati proses pencucian dan proses pengeringan. Tetapi proses pudar yang dihasilkan biasanya memiliki presentase yang berbeda-beda tergantung dari bahan yang digunakan dalam mencuci kain dari pewarna alam. Biasanya presentase penurunan warna diangka 20-30%. Misalnya jika warna awal yang digunakan adalah warna gelap, sedikit demi sedikit akan menghasilkan warna terang. Hal inilah yang menjadi tingkat kesulitan dalam proses perawatan produk dari bahan alam karena penguncian warna alam tidak bisa sempura seperti penguncian warna yang menggunakan bahan kimia. Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam perawatan produk dengan pewarna alam yaitu; 1. dengan menggunakan detergen ber-pH normal atau detergen dengan bahan alami sehingga warna pada kain tidak cepat luntur. 2. Menjemur di tempat yang tidak langsung berpapar pada sinar matahari. Jika kain pewarna alam dijemur langsung mengenai sinar matahari, warna akan menjadi cepat pudar. Gambar 6 Natural Dyes Sumber Diakses pada tanggal 28 November 2022 3. Kendala Proses Pewarnaan Alam Selain itu adanya beberapa kendala yang dihasilkan saat proses pewarnaan alam berlangsung karena hasil dari ekstrak daun tidak selalu sama karena tipe tumbuhan pada saat penanaman sampai pada proses ekstraksi warna yang dihasilkan tidak selalu sama. Hal ini membuat salah satu kendala yang berada pada industri fesyen konsistensi warna yang dihasilkan sehingga pada proses pencelupan harus di kalibrasikan secara manual. Hal tersebut tidak membuat para industri fesyen yang bergerak dalam pewarnaan alami menyerah, tetapi tetap membuat mereka semakin giat dalam memasarkan produk yang mereka hasilkan. Salah satunya adalah dengan memproduksi busana casual yang diminati oleh masyarakat baik pria dan wanita, hal ini dikarenakan pakaian casual memiliki tingkat penggunaan dan ketertarikan yang besar. Menurut data global mengenai penggunaan busana, busana casual merupakan busana yang disukai oleh masyarakat di tahun 2022. Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan metode kuisioner menyebutkan bahwa penggunaan pewarna alam dalam karya fesyen. Selain memberikan dampak positif bagi kesehatan serta alam, juga memberikan ketertarikan dalam berbusana dengan memanfaatkan pewarna alam sebagai pewarna tekstil yang digunakan dalam produk fesyen. Selain warna yang dihasilkan dari pewarna alam memiliki warna yang unik, pewarnaan alam tentunya menerapkan konsep ramah lingkungan yang dimana pada konsep ini sangat mengacu kepada antusiasme masyarakat dalam menerapkan konsep ramah lingkungan pada kehidupan sehari-hari karena mampu menghasilkan produk yang bisa menjaga kesehatan dan bahan yang digunakan pada pewarnaan alam hingga produk jadi merupakan bahan dengan natural yang dalam prosesnya tidak menggunakan zat kimia. selain itu, menurut data kuisioner sebagian responden menyatakan bahwa hasil warna yang dihasilkan dari ekstrak tumbuhan memiliki warna yang khas serta warna yang unik serta warna yang dihasilkan tidak terlalu mencolok tetapi menghasilkan warna yang soft atau warna lembut. Dimana warna khas tumbuhan sulit dicontoh oleh pewarna sintetis. Hal tersebut menjadi nilai plus dari penggunaan pewarnaan alami pada produk fesyen. Dari ketertarikan dan antusiasme masyarakat dalam dalam merapkan konsep ramah lingkungan pada kehidupan sehari-hari membuat beberapa industri fesyen mulai bergerak dalam menghasilkan produk sesuai dengan permintaan pasar yang ada. Dari hasil kuisioner responden serta hasil data global mengenai tren busana 2022 masyarakat dengan tingkat dan minat dalam menggunakan pakaian casual memiliki peringkat kedua setelah pakaian dengan tren simple. Hal ini dikarenakan masyarakat lebih menyukai permintaan pasar terkait dengan busana casual baik pria dan wanita membuat para industri fesyen yang bergerak dalam bidang pewarnaan alam turut serta memproduksi busana casual. Desain yang digunakan cenderung simple dan nyaman dilihat serta digunakan. Busana casual merupakan busana yang terus berkembang mengkuti tren fesyen seiring dengan berjalannya waktu. Didukung oleh keadaan pasar fesyen yang sudah mulai mengerti serta peduli terhadap pentingnya penerapan ramah lingkungan pada fesyen tersebut. Masyarakat juga mendukung industri fesyen dalam memproduksi busana dari hasil pemanfaatan alam seperti penggunaan pewarna alam yang digunakan sebagai warna dalam tekstil. dan mengharapkan para industri fesyen bisa lebih mengembangkan serta memproduksi busana yang ramah lingkungan yang dimana perlahan bisa mengurangi peningkatan penggunaan pewarna sintetis dan seiring berjalannya waktu. Tetapi, selain menggunakan pewarna alam sebagai pewarna tekstil, para industri fesyen juga tetap harus menjaga dan melestarikan tumbuhan yang digunakan dalam pembuatan pewarnaan alam sehingga tumbuhan yang digunakan tidak habis atau tidak punah tetapi bisa terus digunakan. Berdasarkan pemaparan data serta pembahasan diatas, maka dilakukan Analisa SWOT mengenai penggunaaan pewarna alam dalam produk fesyen dalam studi kasus produk casual pria dan wanita. Kekuatan atau strength Dari isu-isu serta dampak yang dihasilkan oleh penggunaan pewarna sintetis pada fesyen membuat para industri fesyen mulai menggunakan sumber daya alam SDA sebagai bahan atau material utama dari pembuatan warna tekstil. selain menerapkan konsep ramah lingkungan juga menjadi salah satu keunggulan karena secara langsung turut menjaga serta melestarikan alam dan mampu mengajak masyarakat kembali dalam menggunakan produk berbahan dasar alam sehingga meminimalisir penggunaan pewarna sintetis pada produk fesyen salah satunya adalah busana casual pria dan wanita yang digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Kelemahan weakness dari fenomena ini dapat diketahui mengenai proses pewarnaan hingga proses produksi busana casual memerlukan waktu yang sangat lama, dikarekan proses pewarnaan atau pencelupan dengan zat warna alam memerlukan waktu yang tergolong lebih banyak dilakukan pengulangan. Dimana hal ini juga berdampak dalam harga pasar yang diberikan kepada masyarakat terhadap produk khususnya busana casual yang memiliki harga jauh lebih mahal dibandingkan dengan busana casual yang dibuat dengan menggunakan metode pewarnaan sintetis. Selain itu, keluhan dari beberapa masyarakat mengenai proses perawatan karena busana alam memiliki cara perawatan yang tidak cukup mudah seperti perawatan pada busana dengan pewarna sintetis. Hal ini menjadi suatu kelemahan dari penggunaan pewarna alam pada produk fesyen. Adanya ancaman threat mengenai banyaknya para industri fesyen yang masih menggunakan pewarna sintetis dan memberikan harga produk yang di produksi menjadi lebih murah dibandingkan dengan pewarnaan alami yang dimana hal ini sangat diminati oleh beberapa masyarakat yang lebih mementingkan suatu harga yang murah tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan. Dengan adanya Kesempatan opportunity yaitu dengan adanya kesadaran baik kesadaran masyarakat serta kesadaran para industri fesyen yang lebih mengerti mengenai penggunaan produk ramah lingkungan dan beberapa masyarakat juga lebih memilih menggunakan produk fesyen salah satunya adalah busana casual sebagai busana yang digunakan sehari-hari dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan dan beberapa diantaranya masyarakat juga menginginkan produk yang digunakan dari pewarnaan alam sehingga turut serta dalam menjaga alam serta ekosistem. KESIMPULAN Limbah zat kimia yang dihasilkan dari pewarna sintetis pada bahan tekstil menjadi salah satu masalah utama yang terjadi di lingkungan dan masyarakat, dengan memanfaatkan sumber daya alam SDA salah satunya pemanfaatan tumbuhan sebagai sarana dalam pembuatan pewarna alam pada bahan tekstil dapat mengurangi dampak buruk dari limbah zat kimia tersebut. Pemanfaatan ekstrak tumbuhan dalam menghasilkan warna alam yang dapat dimanfaatkan sebagai warna tekstil merupakan salah satu hal positif karena dapat mengurangi pencemaran lingkungan. terlebih penggunaan busana casual adalah busana yang paling banyak dan sering digunakan oleh masyarakat baik pria dan wanita. Hal tersebut yang membawa beberapa para industri fesyen mulai menggunakan pewarnaan alam pada produk busana yang mereka hasilkan. Beberapa industri fesyen juga menambahkan tambahan lain selain nilai fungsional maupun estetika yang diterapkan dalam desain busana casual sehingga masyarakat menjadi tertarik dalam membeli produk fesyen yang ditawarkan oleh para industri fesyen. Seperti menambah nilai ramah lingkungan dan nilai warna yang dihasilkan serta teknik yang digunakan pada setiap proses pembuatannya. Hal ini menjadi nilai plus dari industri fesyen dalam menghasilkan busana casual menggunakan pemanfaatan alam. Untuk dapat disukai oleh pasar, selain produk yang dihasilkan merupakan jenis produk yang dibutuhkan oleh masyarakat, juga disesuaikan dengan trend yang berada dipasaran karena sebuah trend merupakan suatu hal yang berperan penting dalam fesyen. Dengan adanya nilai-nilai tersebut diharapkan melalui karya ilmiah ini dapat membantu para industri fesyen sedikit demi sedikit beralih menggunakan pewarnaan alam pada produk yang mereka hasilkan serta kesadaran masyarakat mengenai pencemaran lingkungan dengan turut serta menggunakan busana casual dari pemanfaatan pewarna alam sebagai busana sehari-hari. DAFTAR SUMBER [1] T. Prihatin and S. M. Kusumasari, “Perancangan Busana Casual Wanita Dari Bahan Jumputan Dipadu Bahan Lurik,” J. Socia Akad., vol. 6, no. 1, pp. 1–8, 2020, [Online]. Available [2] S. Sax, “Fashion Adalah Industri Paling Banyak Menghasilkan Polusi di Dunia,” 2018. accessed Dec. 01, 2022. [3] Ellen Macarthur Foundation, “A New Textiles Economy Redesigning Fashion’s Future.” accessed Dec. 22, 2022. [4] Debby Rakhmawati, “REMENDIASI LIMBAH PROSES PEWARNA NAPOL JEANS DENGAN SISTEM LUMPUR AKTIF MENGGUNAKAN BAKTERI INDIGENUS,” pp. 10–26, 2015, [Online]. Available [5] E. Septianti Putri and D. Widihastuti, “Pemanfaatan Daun Mimba Sebagai Zat Warna Alam Tekstil,” pp. 1–12, 2019, [Online]. Available [6] Latifah Uswatun Khasanah, “Penelitian Kualitatif Teknik Analisis Data Deskriptif,” wibesite, 2021. accessed Dec. 23, 2022. [7] Krisnan, “8 Pengertian Penelitian Deskriptif Menurut Para Ahli,” wibesite, 2022. accessed Dec. 22, 2022. [8] “Pengertian Data Serta Definisi Data Menurut Para Ahli - Definisi dan Pengertian Menurut Ahli,” 2016. accessed Dec. 22, 2022. [9] T. Pujilestari, “Review Sumber dan Pemanfaatan Zat Warna Alam untuk Keperluan Industri,” Din. Kerajinan dan Batik Maj. Ilm., vol. 32, no. 2, pp. 1–14, 2015, doi [10] V. A. Dihni, “Survey Mayoritas Masyarakat Indonesia Memilih Gaya Simple untuk Tren Busana 2022,” wibesite 2022. accessed Dec. 23, 2022. [11] E. Amelia, Adriani, and Y. Idrus, “PERBEDAAN TEKNIK MORDANTING TERHADAP HASIL PENCELUPAN ZAT WARNA ALAM EKSTRAK DAUN KELADI HIAS Philodendron DENGAN MORDAN AIR TAPAI PADA BAHAN SUTERA,” Teach. Teach. Educ., vol. 12, no. 1, pp. 1–16, 2015, [Online]. Available [12] S. MARTALINDA, “Pengaruh Mordan Air Kelapa Pada Pencelupan Bahan Katun Menggunakan Ekstrak Umbi Temulawak Curcuma Xanthorriza Roxb,” E-Journal Home Econ. Tour., vol. 2, no. 1, pp. 1–16, 2013. [13] D. A. Yonanda, “Pengaruh Jenis Zat Fiksasi Terhadap Ketahanan Luntur Warna Pada Tekstil Katun, Sutera, Satin Menggunakan Zat Warna Biji Buah Durian Durio zibethinus Murray,” Tugas Akhir Skripsi, vol. 6, no. 1, pp. 1–148, 2019. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this PujilestariABSTRAKPada umumnya pewarna sintetis memiliki beberapa keunggulan antara lain; jenis warna beragam dengan rentang warna luas, ketersediaan terjamin, cerah, stabil, tidak mudah luntur, tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan, daya mewarnai kuat, mudah diperoleh, murah, ekonomis, dan mudah digunakan. Namun demikian penggunaan pewarna sintetis dapat menimbulkan masalah kesehatan dan lingkungan serta berpengaruh kurang baik terhadap semua bentuk kehidupan. Pewarna alami bersifat tidak beracun, mudah terurai, dan ramah lingkungan. Sumber utama pewarna alami adalah tumbuhan dan mikroorganisme, warna yang dihasilkan beragam seperti; merah, oranye, kuning, biru, dan coklat. Kelompok penting senyawa kimia pewarna alami adalah karotenoid, flavonoid, tetrapirroles, dan xantofil. Pewarna alami dapat digunakan pada industri tekstil, makanan, farmasi, kosmetik, kerajinan dan penyamakan kulit. Peningkatan kepedulian terhadap kesehatan dan lingkungan, menjadikan pewarna alami sebagai pewarna yang dianjurkan, disamping itu produk industri dengan pewarna alami memiliki pasar yang baik. Kata Kunci pewarna alami, sumber, senyawa kimia, kegunaan ABSTRACTIn general, synthetic dyes have several advantages, among others; a variety of colors with wide color range, availability is assured, bright, stable, not easily fade, resistant to various environmental conditions, strong coloring power, easily available, cheap, economical, and easy to use. However, the use of synthetic dyes can cause health and environmental problems as well as the unfavorable impact of all forms of life. Natural dyes are non-toxic, biodegradable, and environmentally friendly. The main sources of natural dyes are plants and microorganisms, which produced a variety of colors such as; red, orange, yellow, blue, and brown. An important group of chemical compounds of natural dyes are carotenoids, flavonoids, tetrapirroles, and xantophylls. Natural dyes can be used in the textile industry, food, pharmaceutical, cosmetics, handicrafts and leather tanning. Increased concern for health and the environment to make natural dyes for coloring the main alternative to synthetic dyes, in addition to products with natural dyes have a good market. Keywords natural dyes, source, chemical compounds, usabilityPerancangan Busana Casual Wanita Dari Bahan Jumputan Dipadu Bahan LurikT PrihatinS M KusumasariT. Prihatin and S. M. Kusumasari, "Perancangan Busana Casual Wanita Dari Bahan Jumputan Dipadu Bahan Lurik," J. Socia Akad., vol. 6, no. 1, pp. 1-8, 2020, [Online]. Available Adalah Industri Paling Banyak Menghasilkan Polusi di DuniaS SaxS. Sax, "Fashion Adalah Industri Paling Banyak Menghasilkan Polusi di Dunia," 2018. shion-adalah-industri-paling-banyakmenghasilkan-polusi-di-dunia accessed Dec. 01, 2022.A New Textiles Economy Redesigning Fashion's FutureEllen Macarthur FoundationEllen Macarthur Foundation, "A New Textiles Economy Redesigning Fashion's Future." accessed Dec. 22, 2022.Pemanfaatan Daun Mimba Sebagai Zat Warna Alam TekstilE Septianti PutriD WidihastutiE. Septianti Putri and D. Widihastuti, "Pemanfaatan Daun Mimba Sebagai Zat Warna Alam Tekstil," pp. 1-12, 2019, [Online]. Available Kualitatif Teknik Analisis Data DeskriptifKhasanah Latifah UswatunLatifah Uswatun Khasanah, "Penelitian Kualitatif Teknik Analisis Data Deskriptif," wibesite, 2021. accessed Dec. 23, 2022.8 Pengertian Penelitian Deskriptif Menurut Para AhliKrisnanKrisnan, "8 Pengertian Penelitian Deskriptif Menurut Para Ahli," wibesite, 2022. Jurnal Da Moda accessed Dec. 22, 2022.Pengertian Data Serta Definisi Data Menurut Para Ahli -Definisi dan Pengertian Menurut "Pengertian Data Serta Definisi Data Menurut Para Ahli -Definisi dan Pengertian Menurut Ahli," 2016. accessed Dec. 22, 2022.Pengaruh Mordan Air Kelapa Pada Pencelupan Bahan Katun Menggunakan Ekstrak Umbi Temulawak Curcuma Xanthorriza RoxbS MartalindaAvailable 044943%0A [12] S. MARTALINDA, "Pengaruh Mordan Air Kelapa Pada Pencelupan Bahan Katun Menggunakan Ekstrak Umbi Temulawak Curcuma Xanthorriza Roxb," E-Journal Home Econ. Tour., vol. 2, no. 1, pp. 1-16, Jenis Zat Fiksasi Terhadap Ketahanan Luntur Warna Pada Tekstil Katun, Sutera, Satin Menggunakan Zat Warna Biji Buah Durian Durio zibethinus MurrayD A YonandaD. A. Yonanda, "Pengaruh Jenis Zat Fiksasi Terhadap Ketahanan Luntur Warna Pada Tekstil Katun, Sutera, Satin Menggunakan Zat Warna Biji Buah Durian Durio zibethinus Murray," Tugas Akhir Skripsi, vol. 6, no. 1, pp. 1-148, 2019. Pewarna kuku cair atau cat kuku merupakan bahan berbentuk cair yang biasanyadigunakan untuk mewarnai dan mempercantik penampilan kuku. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk melakukan uji coba pemanfaatan pada bahan alam untuk dijadikan cat alam yang digunakan di bedakan dengan 3 bahan yaitu, kulit buah naga merah,rimpang kunyit dan umbi bit. Metode penelitian ini menggunakan metode demikian hasil yang diperoleh dari kelayakan pewarna kuku oleh ahli farmasi yaitubahan alam 1 dan bahan alam 3 belum layak digunakan karena tidak memberikan warna danketercampuran bahan yang maksimal. Pewarna alami yang digunakan dalam sediaan pewarnakuku tidak dapat bercampur dengan baik sehingga terlihat gumpalan di dasar wadah bahan alam 2 sudah cukup layak untuk digunakan karena kunyit yang ditambahkandapat bercampur dengan baik dengan sediaan formulasi pewarna kuku sehingga dapatmemberikan warna yang baik setelah diaplikasikan. Namun, masih terlihat gumpalan di dasarwadah sediaan. Sedangkan hasil kuesioner, nilai kesukaan yang tertinggi pada indikatorbentuk atau tekstur yaitu bahan alam 2 rimpang kunyit, indikator aroma pada bahan alam 1buah naga dan indikator warna pada bahan alam 2 rimpang kunyit. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free UJI COBA KELAYAKAN PEMANFAATAN BAHAN ALAM SEBAGAI PEWARNA PADA CAT KUKU Rizkya Restu Maulana, [Neneng Siti Silfi Ambarwati] Program Studi Tata Rias, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta Email rizkyarestu59 [neneng_ambarwati Abstrak Pewarna kuku cair atau cat kuku merupakan bahan berbentuk cair yang biasanya digunakan untuk mewarnai dan mempercantik penampilan kuku. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan uji coba pemanfaatan pada bahan alam untuk dijadikan cat kuku. Bahan alam yang digunakan di bedakan dengan 3 bahan yaitu, kulit buah naga merah, rimpang kunyit dan umbi bit. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Dengan demikian hasil yang diperoleh dari kelayakan pewarna kuku oleh ahli farmasi yaitu bahan alam 1 dan bahan alam 3 belum layak digunakan karena tidak memberikan warna dan ketercampuran bahan yang maksimal. Pewarna alami yang digunakan dalam sediaan pewarna kuku tidak dapat bercampur dengan baik sehingga terlihat gumpalan di dasar wadah sediaan. Pada bahan alam 2 sudah cukup layak untuk digunakan karena kunyit yang ditambahkan dapat bercampur dengan baik dengan sediaan formulasi pewarna kuku sehingga dapat memberikan warna yang baik setelah diaplikasikan. Namun, masih terlihat gumpalan di dasar wadah sediaan. Sedangkan hasil kuesioner, nilai kesukaan yang tertinggi pada indikator bentuk atau tekstur yaitu bahan alam 2 rimpang kunyit, indikator aroma pada bahan alam 1 buah naga dan indikator warna pada bahan alam 2 rimpang kunyit. Kata Kunci cat kuku, bahan alam, pewarna kuku 1. Pendahuluan Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan akan sumber flora dan faunanya. Sehingga dapat dijadikan berbagai macam olahan, diantaranya dapat digunakan sebagai sumber dari pewarna alami. Pewarna dengan bahan alam biasanya digunakan pada pewarna makanan.[14] Sehingga untuk mengembangkan manfaat dari bahan alam, peneliti menggunakannya sebagai campuran dari pewarna kuku. Merawat kuku agar tetap sehat dan cantik perlu melalui beberapa perawatan yaitu dengan manicure dan pedicure. Dengan perawatan tersebut kuku diberikan beberapa vitamin untuk memperkuat kuku, membersihkan kotoran kuku dan membersihkan kulit mati yang ada disekitar kuku. Selain itu agar kuku terlihat lebih cantik ada perawatan nail art dimana kuku tersebut diwarnai dan dilukis sesuai dengan keinginan pelanggan.[20] Cat kuku menjadi dasar dari proses dalam menghias kuku yang berguna untuk memberi warna pada kuku agar memberi kesan kuku terlihat lebih segar dan cantik. Warna sangat berperan dalam menentukan keindahan dan kecantikan dari kuku tersebut.[12] Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan uji coba pewarna kuku dengan menggunakan bahan alam dari buah buah naga merah, tanaman rimpang kunyit dan umbi bit. Maka penelitian ini berjudul “Uji Coba Kelayakan Pemanfaatan Bahan Alam Sebagai Pewarna Pada Cat Kuku” Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bahan alam yang layak digunakan sebagai bahan campuran dari pewarna kuku yang akan dinilai oleh ahli farmasi dan tingkat kesukaan responden terhadap hasil dari pewarna kuku. 2. Kajian Pustaka Bahan Alam Bahan alam merupakan bahan yang dapat diperoleh dari alam sekitar baik yang memiliki karakteristik keras maupun lunak, yg kemudian dapat diolah untuk menjadi berbagai macam olahan. Salah satu fungsi yang sering kita temui yaitu digunakan sebagai pewarna buatan dimana bahan dapat kita temui pada tumbuhan, hewani, buah dan rempah yang memiliki warna pekat. Pewarna alami ini telah sejak dahulu digunakan untuk pewarna makanan dan sampai sekarang umumnya penggunaannya dianggap lebih aman daripada zat warna sintetis.[14] Buah Naga Merah Gambar 1 Buah naga merah Sumber Google, 2019 Buah naga merah atau Hylocereus polyrhizus merupakan buah naga yang memiliki warna kulit merah pekat, dengan daging yang berwarna merah tua. Kandungan serat pangan yang terdapat dalam kulit buah naga merah sekitar 46,7%. Bagian dari buah naga 30-35% merupakan kulit buah namun seringkali hanya dibuang sebagai sampah. Kulit buah naga mengandung zat alami antosianin cukup tinggi. Antosianin merupakan zat warna yang berperan memberikan warna merah berpotensi menjadi pewarna alami untuk pangan dan dapat dijadikan pengganti pewarna sintetis yang lebih aman bagi kesehatan. Antosianin merupakan senyawa berwarna yang menyebabkan adanya warna merah, biru, dan ungu pada tanaman, sayur, dan buah. Senyawa ini termasuk dalam golongan flavanoid. Di dalam larutan, antosianin berada dalam lima bentuk kesetimbangan yaitu kation flavium, basa karbinol, basa quinonoidal, dan quinonoidal anionik.[19] Rimpang Kunyit Gambar 2 Tanaman Kunyit Rumpun dan Bunga Sumber Asnia, dkk., 2019 Tinggi tanaman ini 1,0-1,5 meter, tumbuh tegap dan membentuk rumpun. Daunnya tunggal dan bertangkai, berbentuk lancet yang lebar, ujung dan pangkalnya meruning, bertulang menyirip, permukaannya licin, dan berwarna hijau pucat. Panjang daunnya sekitar 20-40 cm dan lebarnya sekitar 15-30 cm. Bunganya merupakan bunga majemuk yang berbentuk kerucut yang muncul dari batang semunya. Panjang bunga berkisar antara 10-15 cm, berwarna putih sampai kuning muda atau kemerahan. Setiap bunga memiliki tiga lembar kelopak dan tiga lembar tajuk.[4] Bagian utama tanaman kunyit adalah rimpangnya yang merupakan tempat tumbuhnya tunas. Kulit rimpang berwarna kecoklatan dan bagian dalamnya berwarna kuning tua, kuning jingga, atau kuning jingga kemerahan sampai kecoklatan. Rimpang utama berbentuk bulat panjang seperti telur yang merupakan induk rimpang bulb yang biasa disebut empu atau kunir lelaki. Rimpang induk membentuk cabang yang letaknya lateral dan berbentuk seperti jari fingers yang lurus atau melengkung. Induk rimpang rasanya agak pahit, getir, kaya akan pigmen dan resin. Sedangkan anak rimpang rasanya agak manis dan berbau aromatis. [4] Umbi Bit Gambar 3 Umbi Bit Sumber Dokumen Pribadi, 2020 Bit Beta vulgaris L. adalah tanaman yang banyak terdapat di Eropa, Asia serta di Amerika. Daun dari tanaman bit biasanya dimanfaatkan sebagai sayur sedangkan umbi bit juga dapat dimanfaatkan untuk produksi gula karena tingginya kandungan gula sukrosa pada umbi bit. Umbi bit merupakan salah satu bahan pangan yang berwarna merah keunguan. Pigmen yang memengaruhi warna merah keungunan pada bit adalah pigmen betalain yang merupakan kombinasi dari pigmen ungu betacyanin dan pigmen kuning betaxanthin. Kandungan pigmen pada bit diyakini sangat bermanfaat mencegah penyakit kanker, terutama kanker kolon. Sebuah penelitian yang pernah dilakukan membuktikan bahwa bit berpotensi sebagai penghambat mutasi sel pada penderita kanker.[5] Umbi bit adalah tanaman semusim yang berbentuk rumput. Batang bit sangat pendek, hampir tidak terlihat. Akar tunggangnya tumbuh menjadi umbi. Daunnya tumbuh terkumpul pada leher akar tunggal pangkal umbi dan berwarna kemerahan. Umbi berbentuk bulat atau menyerupai gasing. Akan tetapi, ada pula umbi bit berbentuk lonjong. Ujung umbi bit terdapat akar. Bunganya tersusun dalam rangkaian bunga yang bertangkai panjang banyak. [22] Pewarna Kuku Kuku Kuku merupakan bagian terkecil dan terdapat diujung jari, yang berasal dari matriks sebagai bagian dari epidermis, atau lapisan kulit luar sehingga bentuknya mengeras dan menebal melalui proses keratinisasi. Pertumbuhan terus berlanjut hingga kuku menjadi lebih tipis. Kuku berwarna bening dan merah muda, hal ini disebabkan kuku tumbuh diatas permukaan yang kaya akan sel darah merah dan serabut syaraf. Kuku memiliki bentuk yang keras, hal ini disebabkan karena pada kuku hanya terdapat sedikit kandungan airnya jika dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain. Kuku tersusun dari beberapa unsur yang ada antara lain keratin, dan protein. [12] Perubahan kuku juga dapat terjadi secara umum biasanya pada orang tua, yaitu termasuk warna, kontur, pertumbuhan, permukaan, ketebalan, dan histologi. Pada saat terjadi penuaan kuku, yang meningkat adalah kalsium, sedangkan kadar besi menurun. [1] Perawatan Kuku Penampilan kuku yang sehat dan indah dapat memberi kesan bersih dan tubuh yang terawat. Melakukan perawatan tangan harus dilakukan secara teratur, hal ini berdasarkan bahwa kulit tangan sering terkena paparan sinar matahari sehingga perlu tindakan perawatan secara baik. Istilah perawatan tangan dan kuku dikenal juga dengan kata menicure, yaitu melakukan perawatan kuku dengan memotong kuku tangan, mengikir tepian kuku, merawat kutikula, scrub bagian kulit yang berwarna kusam, memijat tangan, mengoleskan masker sebagai penutrisi kulit tangan serta merias kuku dengan pewarna kuku. Seiring dengan banyaknya permintaan nail art yang bermacam-macam diimbangi pula dengan penawaran teknik nail art yang semakin hari semakin berkembang. Beberapa prinsip dasar tata rias kuku yang harus diperhatikan adalah pada tekanan efek tertentu sehingga kuku terlihat lebih menarik. Agar dapat menghasilkan riasan kuku yang baik, kita harus mengetahui tentang warna karna pengaplikasian warna yang tepat akan memberikan hasil yang baik bagi proses nail art, sedangkan pengaplikasian warna yang tidak tepat akan membuahkan hasil nail art yang abstrak. Pilihan warna dan kombinasi warna yang tepat akan menghasilkan penampilan yang lebih menarik. [12] Cat Kuku Pewarna kuku atau cat kuku merupakan pewarna yang dipergunakan untuk memberi warna dasar pada kuku sebelum ditambah berbagai hiasan untuk menambah kreasi pada sentuhan nail art yang kita inginkan. Salah satu seni dalam melakukan pewarna kuku adalah memperbaiki kekurangan dan kelebihan yang dapat menonjolkan kelebihan kuku secara alami sehingga kuku akan terlihat cantik dengan beragam warna-warni setelah melakukan nail art.[20] Pada tahun 1980 hanya ada cat kuku dengan varian merah saja namun saat ini dapat dikreasikan dengan banyak sekali warna. Contohnya cat kuku dengan warna terang dan berkesan berani seperti neon, metal, hingga gemerlap. Rekomendasi dan tutorial yang banyak beredar di sosial media dan juga internet juga turut meningkatkan kreasi para wanita untuk membuat aksen - aksen baru untuk kuku. [12] Bahan Campuran Cat Kuku Pada penelitian ini bahan yang akan menjadi bahan pencampuran cat kuku dengan bahan alam ditemukan pada 2 jurnal, yaitu 1. Bahan 1 Lathi Furrahmi, 2017 48-52 Polivinil Pirolidon 1,5 g Resik Keruh 7,4 g Minyak Jarak 0,7 g Alkohol 7 Bahan alami 0,050 g 2. Bahan 2 Dyah Riani, 2016 26-27 Cat kuku bening 7 cc Etil asetat 1 cc Butil asetat 1 cc Zat warna 1 cc Dengan perbandingan kedua formulasi maka penulis menggunakan formulasi yang ke-2 dimana keterbatasan penulis dalam mencari bahan untuk formulasi bahan ke-1. Di Jurnal yang tercantum pada formulasi ke-2 lebih jelas cara pembuatannya dibandingkan dengan formulasi ke-1. Adapula standarisasi penelitian yang harus dipenuhi pada pembuatan pewarna kuku menurut Utari 2017 adalah 1. Harus dapat melekat pada kuku dengan baik, 2. Tidak adanya gumpalan pada pewarna kuku, 3. Warna tidak berubah menjadi pudar, 4. Harus cepat kering dan membentuk lapisan film yang rata pada kuku. 3. Metode Penelitian Metode Ekperimen Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eksperimen. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui formulasi dari pewarna kuku dengan bahan alami, dan mengetahui hasil evaluasi dari pewarna kuku pada responden. Untuk melengkapi data yang sudah diperoleh maka penelitian melakukan metode dokumentasi. Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil foto atau gambar yaitu foto bahan formulasi, foto bahan alami yang digunakan, foto proses pembuatan, foto hasil dari pewarna kuku setelah melakukan pencampuran dan foto hasil warna saat diaplikasikan pada kuku. Pada penelitian ini kuesioner angket digunakan dalam bentuk check list. Menurut Suharsimi 2010195 check list adalah sebuah daftar, dimana responden tinggal membubuhkan tanda check v pada kolom yang sesuai. Dalam checklist terdapat skala pengukuran yang digunakan sebagai patokan nilai. Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Persiapan Alat dan Bahan 1. Sterilisasi lingkungan kerja Pastikan meja kerja terhindar dari bahan – bahan selain bahan kerja yang akan digunakan. Meja kerja disemprot terlebih dahulu dengan alkohol 70%, dibersihkan dengan tissue kemudian ditunggu hingga mengering. Tangan peneliti juga disterilkan dengan menyemprotkan alkohol 70% serta menggunakan jas lab dan masker. 2. Sterilisasi alat Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan tersebut harus dalam keadaan steril. Siapkan alkohol yang sudah dituangkan pada kapas kemudian bersihkan alat-alat yang akan digunakan. 3. Sterilisasi bahan Bahan yang ingin digunakan seperti kulit buah naga merah, rimpang kunyit yang sudah dikupas dan umbi bit yang sudah dipisahkan dengan kulitnya lalu dicuci dengan air yang mengalir. [2] Tahap Pengujian Pada tahapan ini terdiri dari 3 pengujian yaitu 1. Uji Ahli Instrumen Pengujian dengan Ahli Instrumen ini akan dinilai oleh Ibu Nurul Hidayah, Dimana pada pengujian ini adanya pemeriksaan terkait penyusunan instrumen yang akan diberikan kepada penguji ahli farmasi dan responden. 2. Uji Sediaan Pewarna Kuku dengan Ahli Farmasi Penguji dalam pewarna kuku ini dilakukan oleh Ahli farmasi dengan ibu Putu Gita Maya Widyaswari Mahayasih, Apt. Uji yg dilakukan yaitu uji organoleptis dimana untuk menilai mutu sediaan yang dibuat dengan menggunakan kepekaan panca indra dengan mengukur tingkat penampilan fisik sediaan yang dibuat meliputi bentuk atau tekstur yang mudah dioleskan, warna, aroma dan penggumpalan pada pewarna kuku. [3] 3. Uji Kesukaan Uji Hedonik Uji Hedonik merupakan hasil akhir sediaan cair pewarna kuku yang digunakan melakukan penilaian yaitu tekstur, aroma dan warna.[3] Jumlah responden yang menilai direncanakan ada 20 orang, dan hasil akhirnya akan disajikan dalam bentuk bentuk tabel agar terlihat perbandingan antara bahan alami I, II, dan III yang paling disukai oleh konsumen. Dengan adanya penelitian ini maka responden perlu memiliki kriteria sebagai berikut 1 Wanita berbadan sehat 2 Usia 20-25 tahun 3 Memiliki domisili bekasi Proses Uji Coba Bahan Alam 1 Kulit Buah Naga Merah Tabel Bahan uji coba dengan buah Naga Adapun proses pembuatan pewarna kuku dengan kulit buah Naga Tabel Pembuatan Pewarna Kuku Cair menggunakan Kulit buah Naga Merah Siapkan kulit buah naga merah yang sudah dipisahkan dengan dagingnya lalu dicuci bersih Blender dengan memisahkan sari dan ampasnya Campurkan sari kulit buah Naga Merah 1 cc, butil asetat 1 cc, etil asetat 1 cc, cat kuku bening 7 cc kedalam botol cat kuku yang sudah bersih *Sumber foto Dokumen pribadi Bahan Alami II Rimpang Kunyit Tabel Bahan uji coba dengan Rimpang Kunyit Adapun proses pembuatan pewarna kuku dengan rimpang Kunyit Tabel Pembuatan Pewarna Kuku Cair menggunakan Rimpang Kunyit Siapkan kunyit yang sudah dikupas dari kulitnya Parut kunyit hingga mudah untuk disaring dengan kain penyaring Diamkan kunyit selama  1 jam untuk memisahkan sari dan ampasnya, yang akan digunakan adalah sari yang kental dengan sebanyak 2 cc Masukan butil asetat 1 cc, etil asetat 1 cc, cat kuku bening 7 cc kedalam botol cat kuku yang sudah bersih *Sumber foto Dokumen pribadi Bahan Alami III Umbi Bit Tabel Bahan uji coba dengan Umbi Bit Adapun proses pembuatan pewarna kuku dengan umbit bit Tabel Pembuatan Pewarna Kuku Cair menggunakan Umbi Bit Siapkan umbi Bit yang sudah dipisahkan dari kulitnya Blender dengan memisahkan sari dan ampasnya Campurkan sari buah bit 1 cc, butil asetat 1 cc, etil asetat 1 cc, cat kuku bening 7 cc kedalam botol cat kuku yang sudah bersih *Sumber foto Dokumen pribadi 4. Hasil dan Pembahasan Pengaplikasian Pewarna Kuku 1. Bahan I Kulit buah naga merah Gambar Pengaplikasian bahan I Sumber Dokumen pribadi, 2020 2. Bahan II Rimpang kunyit Gambar Pengaplikasian bahan II Sumber Dokumen pribadi, 2020 3. Bahan III Umbi bit Gambar 3. 3 Pengamplikasian bahan III Sumber Dokumen pribadi, 2020 Pengujian dengan Ahli Farmasi Kode pada penilaian ini yaitu 1 Sangat Tidak Layak 2 Tidak Layak 3 Layak 4 Sangat Layak Tabel 4. 1 Penilaian kelayakan oleh ahli farmasis Dengan adanya tabel penilaian tersebut maka evaluasi sediaan pewarna kuku yang dilakukan oleh ahli farmasis yaitu, pada sediaan pewarna cat kuku menggunakan pewarna alami buah naga dan umbi bit, tidak memberikan warna dan ketercampuran bahan yang maksimal. Pewarna alami yang digunakan dalam sediaan pewarna kuku tidak dapat bercampur dengan baik sehingga terlihat gumpalan di dasar wadah sediaan. Selain itu, penampilan visual pewarna kuku secara keseluruhan terlihat kurang stabil, ditunjukkan dengan sediaan yang terlihat berkabut sehingga tidak layak pakai. Berbeda dengan sediaan pewarna kuku yang menggunakan kunyit sebagai pewarna alami, terlihat kunyit yang ditambahkan dapat bercampur dengan baik dengan sediaan dasar pewarna kuku sehingga dapat memberikan warna yang baik setelah diaplikasikan. Namun, masih terlihat gumpalan di dasar wadah sediaan. Saran untuk pengembangan selanjutnya adalah perlu dikembangkan kembali formulasi/komposisi yang tepat antara jumlah pewarna alami yang digunakan dan basis sediaan pewarna kuku agar saat proses pencampuran dapat diperoleh sediaan yang homogen dan layak untuk digunakan. Kestabilan campuran sediaan juga perlu diperhatikan untuk mendapatkan sediaan pewarna kuku yang baik dan tahan lama. Uji Kesukaan Uji Hedonik Tabel 3. 2 kuesioner sekala hedonik Bahan 1 Buah Naga Merah Bentuk atau tektur dari pewarna kuku Bahan 1 Buah Naga Merah Bentuk atau tektur dari pewarna kuku Berikut merupakan hasil kuesioner dalam bentuk diagram 1. Bentuk atau tekstur pewarna kuku *ket . 1 sangat tidak suka 2 tidak suka 3 suka 4 sangat suka Diagram 4. 1 Bentuk atau tekstur pewarna kuku Jika dilihat dari diagram tersebut, grafik pada poin nilai tidak suka memiliki suara terbanyak pada pewarna kuku bahan alami 3 umbi bit yaitu sebanyak 75%, sedangkan untuk poin suka memiliki suara terbanyak pada bahan alami 2 rimpang kunyit dengan 80%. 2. Aroma pada pewarna kuku *ket . 1 sangat tidak suka 2 tidak suka 3 suka 4 sangat suka Diagram 4. 2 Aroma pada pewarna kuku Dilihat dari grafik hasil kuesioner, aroma pada pewarna kuku setiap bahan memiliki tingkat kesukaan yang hampir sama. Pewarna kuku bahan alami 1 dan bahan alami 3 memiliki grafik nilai kesukaan yang sama tingginya yaitu 75%. 3. Warna yang dihasilkan *ket . 1 sangat tidak suka 2 tidak suka 3 suka 4 sangat suka Diagram 4. 3 Warna yang dihasilkan Warna yang dihasilkan pada pewarna kuku ini memiliki poin nilai tidak suka tertinggi pada bahan alami 3 umbi bit 70%, sedangkan poin nilai suka tertinggi pada bahan alami 2 rimpang kunyit 65%. 5. Kesimpulan dan saran Kesimpulan 1. Formulasi bahan alami 1 Buah Naga Merah dan bahan alami 3 Umbi Bit, menurut penilaian oleh ahli farmasis bahan dengan buah naga merah dan umbi bit memiliki bentuk, warna dan penggumpalan yang tidak layak. Dimana pewarna kuku tersebut tidak memberikan warna dan ketercampuran bahan yang maksimal. Pada pewarna alami yang digunakan tidak dapat bercampur dengan baik sehingga terlihat gumpalan di dasar wadah sediaan. Adanya proses penggumpalan karena tidak adanya zat pengemulsi yang dapat menggambungkan sari dari kulit buah naga dan umbi bit ke dalam formulasi campuran. Pewarna kuku ini juga tidak dapat bertahan lama, perkiraan ketahanan pewarna kuku ini yaitu  1 minggu, dimana sediaan pewarna kuku ini akan terlihat berkabut sehingga tidak layak untuk digunakan. 2. Formulasi Bahan Alami 2 Rimpang Kunyit, menurut penilaian oleh ahli farmasis bahan dengan rimpang kunyit ini pada bentuk, warna dan aroma sudah layak untuk digunakan. Terlihat kunyit yang ditambahkan dapat bercampur dengan baik dengan sediaan dasar kuteks sehingga dapat memberikan warna yang baik setelah diaplikasikan. Namun, masih terlihat gumpalan di dasar wadah sediaan. 3. Pada uji Hedonik atau kesukaan, dilakukan pada 20 responden yang memiliki hasil nilai kesukaan paling tinggi pada indikator bentuk atau tekstur yaitu bahan alam 2 Rimpang Kunyit, untuk indikator aroma tertinggi pada bahan 1 Buah Naga Merah, dan indikator warna tertinggi pada bahan 2 Rimpang Kunyit. Saran Penambahan zat pengemulsi pada bahan alam atau memanaskan bahan alam terlebih dahulu dapat mempermudah bahan alam tercampur dengan formulasi sediaan dasar. Dan perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan formulasi yang akan digunakan. Ada baiknya untuk proses penentuan formula dan penggunaan bahan-bahan yang akan digunakan ditinjau kembali dengan mempertimbangkan bahan-bahan yang tepat. Kestabilan campuran juga perlu diperhatikan untuk mendapatkan sediaan pewarna kuku yang baik dan tahan lama. Referensi [1] Al-Husaini, A. 2005. Jamaluki Biduuni Makiyaaj, Edisi Indonesia Cantik Tanpa Make Up. Jakarta Penerbit Almhira. [2] Adji, D., & Larashanty, H. 2007. Perbandingan efektivitas sterilisasi alkohol 70%, inframerah, otoklaf dan ozon terhadap pertumbuhan bakteri bacillus subtilis. Jurnal Sain Veteriner. Yogyakarta Universitas Gadjah Mada. 251. [3] Aryanti, S. B. 2018. FORMULASI SEDIAAN PEWARNA KUKU ALAMI DARI BIT MERAH Beta vulgaris L.. Medan Institut Kesehatan Helvetia. [4] Asnia, M., Ambarwati, N. S. S., & Siregar, J. S. 2019. Pemanfataan Rimpang Kunyit Curcuma domestica Val. sebagai Perwatan Kecantikan Kulit. Jakarta Universitas Negri jakarta. [5] Astawan, M. 2008. Khasiat warna-warni makanan. Jakarta Gramedia Pustaka Utama. [6] Bahri, S., Jalaluddin, J., & Rosnita, R. 2018. Pembuatan Zat Warna Alami Dari Kulit Batang Jamblang Syzygium Cumini Sebagai Bahan Dasar Pewarna Tekstil. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, Aceh Universitas Malikussaleh. [7] Dalimartha, S., & Adrian, F. 2011. Khasiat buah dan sayur. Penebar Swadaya Grup. [8] Dinarno, D. 2009. Prarancangan Pabrik Butil Asetat dari Asam Asetat dan Butanol dengan Proses Batch Kapasitas ton/tahun. [skripsi]. Surakarta Fakultas Teknik, Univerversitas Muhammadiyah Surakarta. [9] Furrahmi, L., & Abadi, H. 2019. Formulasi Sediaan Cair Rimpang Kunyit Curcuma domestica V. Sebagai Pewarna Kuku. Jurnal Dunia Farmasi, Institut Kesehatan Helvetia. [10] Hardjadinata, Ir. Sinatra. 2011. Budi Daya Buah Naga Super Red Secara Organik, 19-25. [11] Harjanti, N., Setiyawati, E., & Winarni, D. R. A. 2009. Kosmetika Kuku Antara Keindahan dan Keamanan Nail Cosmetics between Aesthetic and Safety. Jurnal Ilmu Kesehat Kulit dan Kelamin, 211, 56-61. [12] Hidayah, Nurul. 2017. Perawatan Tangan Dan Kaki. Jakarta Universitas Negeri Jakarta. [13] Indonesia, P. A. G. 2005. Daftar komposisi bahan makanan. Jakarta Persagi. [14] Koswara, S. 2009. Pewarna Alami Produksi dan Penggunaannya. Ebook Pangan. [15] Nasution, A. S. W. S. S. 2014. Pengaruh Bahan Sterilan terhadap Keberhasilan Inisiasi Eksplan Paulownia Paulownia elongata SY Hu secara In Vitro. Jurnal Silvikultur Tropika. Bogor Institut Pertanian Bogor. 51. [16] Nurhayati, I. 2016. Pembuatan Blush On Dari Buah Naga. Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang. [17] Palwa, A. Y. 2016. Variasi Penambahan Asam Asetat dan Katalis Pada Proses Esterifikasi Etanol dari Kulit Pisang Raja musa paradisiaca L. Menjadi Etil Asetat. Palembang Politeknik Negeri Sriwijaya. [18] Putri Ariesta, Sisca. 2016. Pengaruh Suhu Air Terhadap Hasil Water Marble Nail Art. Jurnal Tata Rias. Surabara Universitas Negeri Surabaya [19] Ramadhani, anis. 2013. Panen Besar Buah Naga. Jakarta PT. Mahadaya [20] Riyani, D. 2016. Kelayakan Hasil Pembuatan Cat Kuku dengan Bahan Dasar Kuyit dan Daun Jati. Skripsi. Semarang Universitas Negeri Semarang. [21] Shan, C. Y., & Iskandar, Y. 2018. Studi kandungan kimia dan aktivitas farmakologi tanaman kunyit Curcuma longa L.. Bandung Universitas Padjadjaran [22] Steenis. 2005. Buah bit Beta vulgaris L. Jakarta Penerbit PT Gramedia Pustaka Umum. [23] Utari, N. A. 2017. Kelayakan Putik Bunga Waru Hibiscus Tiliaceus Sebagai Pewarna Cat Kuku. Skripsi. Semarang Universitas Negeri Semarang. [24]Wirakusumah, E. S. 2007. Cantik dan Awet Muda dengan Buah, Sayur dan Herbal. Jakarta Penebar Swadaya. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Konstruksi kecantikan perempuan yang dibangun oleh media adalah kecantikan dengan kriteria yang begitu ekstrim sehingga banyak perempuan melakukan perubahan fisik menjadi cantik meski beresiko mengalami alergi dari bahan kimia yang digunakan. Padahal cantik fisik dapat dilakukan melalui perawatan yang cenderung aman bagi kesehatan karena menggunakan teknik dan bahan yang dibuat dari bahan alam. Salah satu media kecantikan alami yang dapat digunakan yaitu tanaman. Kunyit ialah satu-satunya tanaman yang bermanfaat sebagai produk kecantikan dari jenis rempah hasil produksi terbesar di Indonesia yang lain.[1] Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif, dilakukan saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Mengacu pada model analisis interaktif yang diajukan oleh Miles dan Huberman, yang prosesnya berbentuk siklus yakni memperlihatkan sifat interaktif kolektif data atau pengumpulan data dengan analisis data. Hasil dari penelitian menunjukkan pemanfaatan rimpang kunyit Curcuma domestica Val. sebagai perawatan kecantikan kulit telah diakui sejak masa yang lama. Dibuktikan dengan adanya peninggalan di Candi Borobudur yang terdapat ukiran bermakna pemakaian tanaman dan rempah-rempah sebagai obat dan perawatan kesehatan dan kecantikan. Pemanfaatan rimpang kunyit Curcuma domestica Val. sebagai perawatan kecantikan kulit diaplikasikan atau dapat dikonsumsi melalui dalam dan luar tubuh. Kata Kuncikecantikan, perawatan, kunyit 1. PENDAHULUAN Kecantikan adalah karunia dari Tuhan kepada makhluk ciptaan-Nya dan sudah sepantasya kita merawat yang sudah diberikan-Nya. Terlahir dengan keadaan bagaimanapun itulah karunia dari Tuhan. Tentunya bagi wanita menjadi cantik merupakan suatu idaman. Konstruksi kecantikan pada perempuan yang dibangun oleh media adalah kecantikan dengan kriteria seperti kulit putih, tinggi, hidung mancung, dan payudara penuh berisi. Tidak jarang yang terjadi saat ini, demi mengejar obsesinya, perempuan tidak segan-segan melakukan tindak kekerasan terhadap tubuhnya, dengan cara mengeriting dan meluruskan rebonding rambut, mengecat berwarna-warni rambutnya, mencabut bulu kaki, suntik pemutih demi menjadi cantik seperti yang diidamkan. Perubahan fisik menjadi cantik melalui cara ini begitu ekstrim dan cenderung merugikan karena dapat mengakibatkan alergi dari bahan kimia yang digunakan. Padahal cantik fisik dapat dilakukan melalui perawatan diri alami yang cenderung aman bagi kesehatan. Langkah perawatan diri terdapat dua jenis yaitu secara alami dan modern. Perawatan secara alami yaitu perawatan dengan menggunakan teknik dan bahan yang tradisional, yaitu dibuat dari bahan alam dan diolah menurut resep dan cara pembuatan yang turun temurun. Perawatan secara modern ialah perawatan tanpa komponen yang benar-benar tradisional dan diberi zat warna yang menyerupai bahan tradisional serta dilakukan dengan teknik yang modern. Zat perawatan modern cenderung lebih besar kemungkinan menyebabkan alergi. Lebih aman jika dilakukan perawatan secara alami dan dilakukan secara konsisten dalam jangka panjang. Banyak media kecantikan alami yang digunakan manusia untuk mendapatkan cantik yang diinginkan, misalnya tanaman. Di Indonesia terdapat berbagai macam tanaman, kunyit menjadi salah satu media kecantikan sejak masa yang lama. Kunyit yang merupakan golongan rempah-rempah sebagai bahan perawatan secara alami sedikit menimbulkan efek alergi. Serta keberadaannya sebagai media kecantikan yang telah dipakai secara turun temurun di Indonesia. [2]Menurut resep tradisional yang diturunkan sejak beberapa generasi, perawatan kesehatan dan kecantikan cara jamu yang dapat berupa campuran dedaunan, akar-akar, dan rempah-rempah yang dikeringkan itu digiling halus, lalu diolah menjadi serbuk, pil, minuman, dan balsam atau obat gosok yang akan menghasilkan keseimbangan lahir dan kunyit sebagai media kecantikan yang telah digunakan secara turun temurun membuat penulis tertarik untuk mengkaji berbagai perawatan kecantikan tradisional yang menggunakan kunyit sebagai media kecantikan. 2. METODE PENELITIAN Teknik analisis data yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah analisis data kualitatif, dilakukan saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Mengacu pada model analisis interaktif yang diajukan oleh Miles dan Huberman, yang prosesnyaSyamsul BahriJalaluddin JalaluddinRosnita RosnitaSalah satu sumber daya alam yang berpotensi untuk zat warna alam adalah tumbuhan jamblang. Bagian tanaman jamblang yang dapat digunakan sebagai zat warna alami adalah bagian kulit batangnya karena mengandung tanin. Tanin merupakan pigmen pada kulit batang jamblang Syzygium cumini yang menghasilkan warna coklat yang dapat dijadikan sebagai pewarna tekstil. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kondisi operasi yang sesuai dari ekstraksi serbuk kulit batang jamblang terhadap pengaruh suhu dan waktu ekstraksi terhadap kadar zat warna yang dihasilkan serta menganalisa mekanisme penyerapan zat warna pada kain. Penelitian ini dilakukan dengan mengekstrak kulit batang jamblang 100 gram, volume etanol 1000 ml pada suhu 60, 65, 70, 75 dan 800C selama 2, 3, 4, 5 dan 6 jam. Hasil serbuk zat warna diamati Intensitas warna dengan alat colorimeter yang menghasilkan warna terbaik yaitu 5,0 pada suhu 700C dengan waktu ekstraksi 6 jam menghasilkan kadar air sebanyak 0,071%, kadar abu 0,068%.Lathi FurrahmiHafizhatul AbadiPendahuluan; Tujuan awal penggunaan kosmetika adalah mempercantik diri yaitu usaha untuk menambahkan daya tarik agar lebih disukai orang lain. Pewarna kuku adalah pernis yang digunakan pada tangan atau kuku kali manusia untuk merias, memperindah kuku terbuat dari polimer organik dengan campuran berbagai zat aditif. Tujuan; penelitian untuk mengetahui rimpang kunyit dapat diformulasiakan dalam sediaan cair pewarna Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental laboratorium. Sediaan cair pewarna kuku yang dibuat dalam formula I, II, III dimana konsentrasi masing-masing terdiri dari polivinil pirolidon 15%, resin keruh 7%, minyak jarak 7%, alkohol 70% pewarnaan dilakukan dengan cara membandingkan antar formula. Pengujian yang dilakukan adalah uji homogenitas, uji iritasi, uji hedonik. Hasil; Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa formula I, II, III dapat mengubah warna kuku menjadi kuning sampai kuning orange. Dari hasil uji hedonik terdapat perbedaan tiap formula dimana formula yang disukai adalah formula II. Pemeriksaan uji homogenitas menunjukkan bahwa seluruh sediaan rimpang kunyit tidak memperlihatkan adanya butiran-butiran kasar pada saat sediaan dioles pada kaca transparan atau objek glass. Uji iritasi dilakukan untuk meyakinkan bahwa formulasi sediaan pewarna kuku yang digunakan tidak terjadi reaksi iritasi, alergi, pada sediaan seluruh sediaan yang dibuat stabil tidak menunjukkan adanya perubahan warna, aroma dalam penyimpanan 10 hari pada suhu kamar. Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk formulasi rimpang kunyit dalam bentuk sediaan kosmetik lainnya, seperti pewarna rambut dan Biduuni Makiyaaj, Edisi Indonesia Cantik Tanpa Make UpA Al-HusainiAl-Husaini, A. 2005. Jamaluki Biduuni Makiyaaj, Edisi Indonesia Cantik Tanpa Make Up. Jakarta Penerbit B AryantiSediaanKukuDariMerahAryanti, S. B. 2018. FORMULASI SEDIAAN PEWARNA KUKU ALAMI DARI BIT MERAH Beta vulgaris L.. Medan Institut Kesehatan warna-warni makananM AstawanAstawan, M. 2008. Khasiat warna-warni makanan. Jakarta Gramedia Pustaka DalimarthaF AdrianDalimartha, S., & Adrian, F. 2011. Khasiat buah dan sayur. Penebar Swadaya Pabrik Butil Asetat dari Asam Asetat dan Butanol dengan Proses Batch Kapasitas ton/tahunD DinarnoDinarno, D. 2009. Prarancangan Pabrik Butil Asetat dari Asam Asetat dan Butanol dengan Proses Batch Kapasitas ton/tahun. [skripsi]. Surakarta Fakultas Teknik, Univerversitas Muhammadiyah Daya Buah Naga Super Red Secara OrganikIr HardjadinataSinatraHardjadinata, Ir. Sinatra. 2011. Budi Daya Buah Naga Super Red Secara Organik, 19-25.

agar zat pewarna alam tidak pudar